Sabtu, 31 Oktober 2020

alam malam - parkitkah - hadirku - iri hujan



alam malam
di lingkung hijau padi tergelar
kunang-kunang pijar menebar 
memberi gairah pada malam dingin 
mengisi kegelapan yang dibikin mendung centil 
memercik air di pematang 
berbaur daun berangin gemerisik 
alam pedesaan yang tergugus 
di antara lembah yang terkagumi

===7.17.09.1979



parkitkah
kau adalah merpati yang nakal
atau gereja di pinggir kota 
atau juga derkuku di padang panas 
atau jalak di pematang sawah 
kadang seperti jinak memikat 
berdiri sendu berdiam anggun 
didekati melesat 
jinak-jinak merpati, tidak
aneh 
aku pikir jinak-jinak jalak 
atau mungkin 
burung parkit yang lincah 

===7.17.09.1978


hadirku
seperti gerimis yang turun membasahiku 
di sore ini aku hadir di sisimu 
ingin membasahi hatimu 
tapi tak juga kau beri sempat pada diriku 

semakin cepat kau berlari 
semakin cepat pula aku mengejarmu 

selewat dikau di halaman 
sejuta saat aku mengingatnya

===1.18.09.1978



iri hujan
senja yang turun hari ini
hujan yang hadir di bumi ini 
menatap aku yang bersendu rindu 
ingin kunikmati senyum penghapus resah 

gerimis aku iri padamu 
kau sempat menyentuhnya 
sempat bercanda dengannya 
dan ia tulus menerimamu jatuh di raga 

dan aku tak sempat itu semua 
tak tahu aku 
selangkah tingkahku membasahi dirinya 
yang ada 
ia lewat dengan rambut basah berjurai sayu 
menunduk muka dengan tangan dahi memegang rambut 
berjalan gugup menyeret kaki 
terbungkus senja 
ia pun tertawa sambil menunduk 
sekejap aku sempat melihat 
lewat jeruji kayu penutup serambi 
cuma itu cerita yang ada di senja basah

untuk siapakah tawamu itu 
yang jelas kala itu 
aku ada di situ 
di tempatmu 

===1.18.09.1978





Tidak ada komentar:

Posting Komentar