di lingkung hijau padi tergelar
kunang-kunang pijar menebarmemberi gairah pada malam dinginmengisi kegelapan yang dibikin mendung centilmemercik air di pematangberbaur daun berangin gemerisikalam pedesaan yang tergugusdi antara lembah yang terkagumi
kau adalah merpati yang nakalatau gereja di pinggir kotaatau juga derkuku di padang panasatau jalak di pematang sawahkadang seperti jinak memikatberdiri sendu berdiam anggundidekati melesatjinak-jinak merpati, tidakanehaku pikir jinak-jinak jalakatau mungkinburung parkit yang lincah
===7.17.09.1978
hadirku
hadirku
seperti gerimis yang turun membasahikudi sore ini aku hadir di sisimuingin membasahi hatimutapi tak juga kau beri sempat pada dirikusemakin cepat kau berlarisemakin cepat pula aku mengejarmuselewat dikau di halamansejuta saat aku mengingatnya
===1.18.09.1978
iri hujan
senja yang turun hari inihujan yang hadir di bumi inimenatap aku yang bersendu rinduingin kunikmati senyum penghapus resahgerimis aku iri padamukau sempat menyentuhnyasempat bercanda dengannyadan ia tulus menerimamu jatuh di ragadan aku tak sempat itu semuatak tahu akuselangkah tingkahku membasahi dirinyayang adaia lewat dengan rambut basah berjurai sayumenunduk muka dengan tangan dahi memegang rambutberjalan gugup menyeret kakiterbungkus senjaia pun tertawa sambil menunduksekejap aku sempat melihatlewat jeruji kayu penutup serambicuma itu cerita yang ada di senja basahuntuk siapakah tawamu ituyang jelas kala ituaku ada di situdi tempatmu
===1.18.09.1978
Tidak ada komentar:
Posting Komentar