Sabtu, 24 Oktober 2020

sekalian - masih biasa - radio lelap



sekalian
engkau yang pernah kulihat
seperti seorang peragawati pamer topi
bukan aku menyombongkan diri
tapi memang kenyataan
begitulah aku lama tak main ke tempatmu
ah kalau begitu
biar anggapan sombong ini hilang
aku ke rumahmu dan tiduran disana
syukur sama kamu

 

===3.3.78


masih biasa

dulu aku bersama dua sahabatku
berdiri di sini dalam keraguan masa depan
arah pandanganku kurasa tetap
di kanan-kiri pisang berumpun bergoyang daun
derak riak air mengalir membawa seni sendiri
di tengah pandang, pada cakrawala
pegunungan, kaki perkasa arga slamet
sendu layu, kurasa sayu
rumput-rumput ini
tumpukan bambu dan lereng tebing ini

jembatan di timur melata terus
semua masih biasa

===30.4.78

radio lelap
sebuah radio transistor mengalun lagu
sendiri di malam sepi
di antara lelap samar yang ada di sampingnya
dibiarkannya berbunyi sendiri
tanpa siapa yang jelas menikmatinya
rafika duri, bruri pesolima, andi meriam
ade manuhutu, arie koesmiran dan penyiar
berbunyi tanpa telinga pendengar

===4.4.78



Tidak ada komentar:

Posting Komentar