Senin, 19 Oktober 2020

Bungkanel - Ringan




Bungkanel 

aku datang di dadamu 
ketika senja baru usai
ketika bulan di utara mu terbakar 
ketika dirimu ada penegak tersenyum 

malam minggu ini aku ceria dan sendu 
di sungai mu yang cukup kering dilanda kemarau 
aku membimbing anak manusia 
agar mereka mau berbakti bagi nusa dan bangsa
ya Allah lindungilah kami
 
dan Minggu di musim kemarau ini 
aku menyusuri gunung plana mencari memori
tak banyak 
sederhana namun justru disitu terasa manis 
sungguh teduh dan syahdu 
tak ada sentuh tapi aku tersipu

alam di kemarau ini 
terasa memberi kasih untukku
pintaku kau tolak pelan 
seakan tak ada getar di dadamu pada diriku 
aneh,
satu, dua kupasti pasrah
satu, dua kutakan surut
tapi kau tidak

perjalanan ini hampir usai ketika kau lelah 
ketika kau ku papah 
benarkah kau tak sadarkan diri?
dirimu telentang di depanku 
kusuapi air di bibirmu yang pucat kemerah-merahan
itukah kau
senyum kau merekah membuatku bingung 
aku beriang ria
kau sehat kembali
tapi ku tak pasti, benarkah kau sakit
bukan sekedar kepura-puraan 
Masya Allah, aku tak tahu 
pikiranku antara bingung dan bahagia 
sederhana, namun pasti 
aku kan kau terima
jika aku ke tempatmu 

Mangunegara, 7.12 September 1982 

===

ringan tanpa isi

perjalanan ini ringan tanpa isi
menguap hari tanpa posisi 
merengkuh debu musim kering 
menggapai angin musim kemarau 
dimana daun bersiram abu 
dimana bumi berdaki debu 

perjalan ini ringan dan sepi 
melewati saat tanpa tatap pasti 
melewati waktu penuh senyum palsu 
melewati waktu dengan gerak terpaksa 
di mana dahan lecet ada luka 
di mana hati pilu tergores sembilu 
dimana dada tak lagi bergetar segar 
di mana Sukma tak lagi terurai mekar 

perjalanan ini perjalanan lamunan 
perjalanan ini perjalanan angan 
perjalanan angan dan lamunan 
bagai mimpi-mimpi yang tak diinginkan 
namun justru suatu kenyataan
ada
nyata 
nyata 
ada aku 
Tuhan 

Mangunegara, 1.19 Juli 1982

==






Tidak ada komentar:

Posting Komentar